anakbola.net – Selama mengikuti pemusatan latihan di Inggris, Dika Kuswardani memperoleh banyak pelajaran soal permainan sepak bola. Hal ini berkat semua detil yang begitu diperhatikan oleh tim pelatih Garuda Select di bawah komando duet pelatih asal Inggris Dennis Wise dan Des Walker. Pengetahun dimaksud meliputi aspek bertahan, menyerang, transisi, dan sebagainya.
Figur Dika bahkan sempat menjadi tumpuan dan andalan dalam skuat program akselarasi pengembangan bakat sepak bola Indonesia itu. Terbukti sebelum kehadiran David Maulana di Garuda Select, posisi Dika di lini tengah nyaris tak tergantikan.
Dia selalu tampil dalam tujuh pertandingan pertama sejak Garuda Select angkatan kedua tiba di Ingggris pada Oktober 2019. Bahkan dari semua gelandang di tim ini, hanya Dika yang mengantongi durasi bermain hingga 472 menit lamanya.
Sebagai pemain jangkar, Dika juga kerap membantu pertahanan. Pemain kelahiran Sukoharjo, 5 Maret 2003, itu dinilai mumpuni menjalankan perannya sebagai pengendali transisi bertahan ke menyerang dan sebaliknya. Eksistensi pemain muda PSS Sleman U-16 itu di lini tengah menambah daya gedor Garuda Select.
“Dika menguasai lini tengah dengan baik. Sering melakukan tekel-tekel akurat untuk memutus aliran serangan lawan,” ungkap Danny Holmes, asisten pelatih Garuda Select seperti dikutip dari laman program Garuda Select.
Holmes menambahkan bahwa pemain yang satu ini sangat cepat menyerap instruksi yang disampaikan oleh pelatih untuk bermain simpel.
“Dia bermain sangat efektif. Terlebih saat menguasai bola. Perannya sangat penting bagi tim,” imbuhnya.
Seiring waktu peran Dika perlahan diambil oleh David. Kendati demikian, tak berarti ia tak lagi mendapat tempat di timnya. Dari total 21 pertandingan yang dilakoni Garuda Select angkatan pertama, termasuk empat laga uji coba di Italia, Dika Kuswardani kerap mendapat peran yang signifikan.
Setelah lebih kurang lima bulan di Eropa, sebelum akhirnya kembali ke tanah air pada Maret 2020, Pemain yang mengidolakan Lionel Messi itu mengaku bersyukur dapat bergabung dalam program ini. Teristimewa lagi karena bisa merasakan dilatih langsung oleh pelatih berpengalaman.
“Bagi saya pribadi, mereka berdua (Wise dan Walker) merupakan pelatih terbaik yang sudah melatih saya,” kata Dika kepada SuperSoccer.
Selain berkesempatan berhadapan dengan tim-tim muda terbaik di Inggris maupun Italia, Dika merasa tak hanya skill bermainnya yang berkembang pesat, wawasannya akan sepak bola pun kian terbuka.
“Sekarang saya mengerti kalau bermain sepak bola itu harus simpel,” pungkasnya. (BSD)