Berita

AFC Tetapkan Gelora Bung Karno Masuk Nominasi Stadion Terbaik Di ASEAN

anakbola.net – Konfederasi Sepak Bola Asia (Asian Football Confederation/AFC) sebut Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) sebagai stadion termegah dan ikonik di kawasan Asia Tenggara versi. Hal itu terungkap dalam rilis AFC mengenai daftar lima nominasi stadion termegah dan ikonik pada pekan lalu, Jumat (1/5).

Suatu kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, karena Stadion Gelora Bung Karno setara dengan empat stadion lainnya, yakni Stadion Bukit Jalil (Malaysia), Stadion Australia (Sydney), Stadion My Dinh (Hanoi, Vietnam), hingga Stadion Rajamangala (Bangkok, Thailand). Melalui situs resminya, AFC juga menghimbau para suporter untuk memilih tiga stadion terbaik menurut versi mereka.

Menurut AFC benua Asia memiliki beberapa stadion terbaik di dunia, tempat ikonik yang secara rutin menghadirkan ribuan penggemar di tribun untuk mendukung tim favorit mereka.

“Kami menghadirkan beberapa stadion terbaik di Asia, dimulai dengan lima stadion paling ikonik di kawasan ASEAN,” tulis AFC.

Salah satu kemegahan Stadion Gelora Bung Karno yang disorot AFC adalah atap ikonik GBK yang dikenal dengan julukan ‘temugelang’. Atap yang berbentuk oval dan menutupi seluruh tribune semakin mempercantik tampilan GBK. Karena itu wajar jika AFC menyebut GBK merupakan stadion yang sangat menakjubkan dan salah satu ikon Indonesia serta merupakan salah satu venue olahraga paling unik.

Kemegahan yang terpampang di Stadion dengan kapasitas 77.193 tempat duduk ini tak terlepas terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games pada tahun 2018 silam. Ketika itu Indonesia merenovasi secara besar-besaran stadion GBK.

Pengusul Nama Gelora Bung Karno

Stadion GBK dibangun dalam rangka Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games keempat pada tahun 1962. Pada awalnya disepakati kompleks olahraga yang terletak di Senayan itu akan diberi nama Pusat Olahraga Bung Karno. Namun Menteri Agama Saifuddin Zuhri di masa itu tidak setuju, lantas beliau mengusulkan nama Gelanggang Olahraga yang disingkat Gelora Bung Karno.

Menurut Saifuddin kata ‘pusat’ pada kalimat ‘Pusat Olahraga’ itu kedengarannya kok statis tidak dinamis seperti tujuan untuk menggerakkan olahraga. Saifuddin juga mengungkapkan bahwa penggunaan singkatan Gelora Bung Karno justeru mencerminkan dinamika sesuai dengan tujuan olahraga.

Menteri Agama Saifuddin Zuhri dan istri berfoto bersama Presiden Sukarno setelah upacara pelantikan pada 2 Maret 1962. Foto: repro “Berangkat dari Pesantren.” (https://historia.id/)

Atas usulan tersebut Presiden Soekarno lantas memerintahkan kepada Maladi untuk mengganti nama Pusat Olahraga Bung Karno menjadi Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno. Lantas pada 21 Juli 1962, Presiden Soekarano meresmikan Gelora Bung Karno yang berkapasitas 110.000 orang.

Baca Juga:  Johor FC Bukukan Satu Kemenangan dan Kekalahan di Trofeo Day

Stadion GBK sempat dirubah namanya oleh pemerintahan Presiden Indonesia kedua, Seoharto menjadi Stadion Utama Senayan. Baru di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, nama stadion kebanggaan Indonesia itu dikembalikan menjadi Gelora Bung Karno. (BSD)

Tampilkan Lainnya

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button