anakbola.net – Sukses menjadi kiper utama Borneo FC Samarinda tidak diperoleh Gianluca Claudio Pandeynuwu dengan mudah. Sempat memiliki impian menjadi mesin gol, rupanya postur tubuh Gianluca yang gemuk semasa kecil membuatnya ‘dikutuk’ sebagai penjaga gawang.
Ibarat peribahasa buah tidak jatuh dari pohonnya, Gian begitu ia akrab disapa mewarisi bakat tersebut dari ayahnya. Hendra Pandeynuwu, sang ayah merupakan seorang kiper legendaris dari Sulawesi Utara yang pernah memperkuat beberapa tim Tanah Air.
Kendati berprofesi sebagai kiper, Hendra tak pernah mengarahkan puteranya menjadi penjaga gawang. Namun karena memiliki tubuh lebih gempal dari anak sebayanya, Gianluca dianggap paling pas mengisi posisi sebagai benteng terakhir.
“Saat saya masih bermain di level junior, pelatih minta jadi kiper. Lama-lama terbiasa dan puji Tuhan bisa sampai sekarang,” kata Gianluca.
“Kalau posisi favorit ya striker. Tapi waktu kecil saya gendut. Kalau di kampung, anak-anak yang badannya besar jadi kiper,” kenangnya.
Gian mengisahkan awal karir profesionalnya dimulai sejak tahun 2015. Kala itu dia sempat mengikuti seleksi di Borneo FC U-21. Sayang ia batal merasakan debutnya bersama Borneo FC. Itu terjadi buntut dari dibekukannya kompetisi musim itu oleh FIFA.
“Saya dan teman yang lain sempat kecewa dan pulang ke kampung masing-masing. Kalau keluarga tetap mendukung dan meminta tetap berlatih. Sampai akhirnya klub menghubungi lagi dan minta gabung 2016. Itu awal saya bermain,” tuturnya.
Berstatus kiper muda potensial, Gian pernah kesulitan menembus skuat inti Pesut Etam. Bahkan 2017 silam dirinya sempat dipinjamkan ke PSPS Pekanbaru selama semusim. Namun berkat penampilan cemerlangnya di bawah mistar gawang saat mengarungi Liga 2, membuat manajemen Borneo FC memutuskan menariknya pulang pada di musim berikutnya. (RED)
