anakbola.net – Selama ini ada pertanyaan, kira-kira kapan Tim Nasional Sepakbola Indonesia dapat ikut serta Piala Dunia?
Terjawab sudah, Indonesia akan bermain di Piala Dunia tahun 2021 walaupun untuk U-20. Tentunya sebagai warga negara Indonesia sekaligus pencinta bola, penulis merasa ini adalah mimpi di siang bolong.
Perdebatan tentu saja ada pro dan kontra ketika PSSI menyampaikan kepastian Indonesia akan mengikuti Piala Dunia U-20. Konfirmasi keikut sertaan Indonesia pada Piala Dunia FIFA U-20 memberikan harapan munculnya prestasi sepakbola Indonesia, walaupun tak sedikit pula yang pesimis Timnas Indonesia U-20 tak akan bisa berbuat banyak, hanya numpang lewat saja pada ajang ini.
Harapan maupun pesimisme yang ada tentu saja dengan pelbagai alasan, baik dengan analisa data statistik maupun hanya luapan emosional semata. Namun, begitulah publik, semua orang boleh berpendapat dan menyampaikan opininya sesuai dengan apa yang mereka pikirkan.
Keikutsertaan Indonesia pada Piala Dunia FIFA U-20 adalah hasil jerih payah dari PSSI yang telah meyakinkan FIFA, bahwa Indonesia layak dijadikan tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada tahun 2021.
Sebagai tuan rumah penyelenggaraan turnamen ini, Tim Nasional Indonesia secara otomatis menjadi peserta Piala Dunia FIFA U-20 tanpa melalui kualifikasi seperti negara-negara yang telah memastikan tempat di Piala Dunia FIFA U-20 kali ini.
Walau keikutsertaan Indonesia karena “jatah” tuan rumah, pemain dan pengurus PSSI tentu akan berjuang semaksimal mungkin agar bisa berbicara banyak pada ajang bergengsi ini.
Nama baik bangsa dan negara di pertaruhkan di pundak para pemain dan official. Belum lagi harapan dan kerinduan para pecinta sepakbola tanah air akan prestasi. Sudah terlalu lama sepakbola Indonesia tidak memberikan prestasi yang membanggakan, level Asia Tenggara pun, kita sudah mulai kewalahan dan tertinggal.
Piala, ya kami ingin piala, tapi kembali lagi, apakah mungkin? Itulah nikmatnya membahas tentang sepak bola, pembahasan mereka dapat berhari-hari, bergelas-gelas kopi, baik pembahasan bersandarkan teoritis, ilmiah, empiris bahkan tak jarang pakai logika klenik. Tak heran, pembahasan ini bahkan tidak menemukan titik kesepakatan.
Lantas apa yang diperlukan untuk dapat berbicara di ajang Internasional ini?
Kita semua harus menyadari bahwa menjadi juara itu tidak dapat instan. Melalui pembinaan yang benar dengan kualitas yang baik, niscaya akan terwujud impian Tim Nasional Indonesia akan mendapatkan hasil maksimal.
Pembinaan merupakan pilihan kata yang menarik untuk dibahas karena Keterlibatan di dalamnya sangat luas. Program pembinaan yang bagaimana? Pembinaan sejak usia berapa? Pembinaan para pelatih level nasional saja? Pembinaan wasit di liga yang bergulir? Atau program pembinaan mana yang harus dibenahi.
Kita pilih saja Pembinaan sepak bola usia dini dari umur 8 tahun sampai 16 tahun. Sampai sejauh mana keterlibatan PSSI memikirkan pembinaan tersebut. Sekolah Sepak Bola (SSB) adalah tempat anak-anak penggila bola untuk bagaimana belajar dan bermain bola yang baik dan benar.
Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia telah muncul di tahun 2017. Harapan besar mulai tergambarkan, namun apakah para SSB menerapkannya? Sejauh mana berkontribusi PSSI kepada seluruh SSB? Sejauh mana PSSI dapat memantau itu semua? Semua ini hal berat di pundak PSSI.
SSB di kota besar mungkin merasakan sentuhan PSSI, namun di pelosok-pelosok negeri ini, apakah merasakan dampak yang sama? SSB di kota besar pun beragam, ada yang besar dengan memiliki fasilitas penunjang yang sangat baik dan murid yang banyak, dan ada pula SSB yang memiliki fasilitas apa adanya serta murid yang dapat dihitung dengan jari.
Itu baru dari fasilitas dan jumlah murid, belum kita bicara bagaimana pengelolaan atau manajemen SSB yang baik serta dasar-dasar kepelatihan yang baik di SSB. Terlalu luas dan complicated tentunya.
Jadi harapan kami para SSB di Negara ini, kami butuh sentuhan serius dari PSSI untuk itu semua. Jangan sampai anak-anak kami bermimpi menjadi pemain bola kelas dunia, namun kemampuan anak tersebut di usia 20 tahun dianggap tidak memiliki dasar bagaimana bermain bola secara benar dan efektif.
Luis Mila dan Sin Tae-yong memiliki pemikiran yang hampir sama, para pemain Indonesia memiliki skill yang sangat baik, tapi pemahaman bermain bola yang benar dan efektif perlu ditingkatkan. Ini semua berawal dari Pembinaan anak di masa mereka masih berseragam SSB.
Turnamen yang terselenggara untuk SSB apakah sudah semuanya sesuai dengan kurikulum sepakbola Indonesia? Kami tidak berhak menyatakan mana yang salah dan mana yang benar, karena semua turnamen memiliki dasar dan tjuan masing-masing.
Sisi lain lainnya yang lebih gila, bahwa fenomena penggila bola di Indonesia itu dapat dilihat ketika di Stadion Gelora Bung Karno penuh terisi oleh penonton dengan memakai jersey merah warna kebanggaan timnas Indonesia. Mereka tidak peduli akan hasil nanti.
Mereka bernyanyi, menari, bersokrak, menangis, terharu, jadi satu… bahkan bergandengan tangan, berpelukan dimana mereka tidak kenal satu sama lainnya, dan mungkin mereka tidak sadar bahwa mereka saling bermusuhan.
Dan lebih ngerinya lagi, jika hal itu hanya dimanfaatkan demi penjualan tiket semata. Demi keuntungan semata. Itu bahaya, stadion tetap penuh, tapi hanya menikmati eforia dalam stadion bukan ke Tujuan awal, Tim Nasional Harus Juara Dunia.
Anthon Adhikusuma
Pengamat perkembangan Sekolah Sepak Bola di Indonesia