Serba Serbi

Sepak Bola Antar Kampung (Tarkam) Tak Pernah Padam

anakbola.net – Pernah mendengar kata tarkam? Ya, pasti hampir dari setiap kita pernah mendengar istilah kata tersebut. Kompetisi antar kampung atau biasa disebut juga dengan tarkam, merupakan istilah sudah tidak asing lagi, terlebih buat para pencinta sepak bola.

Meskipun anda bukan pecinta sepak bola pasti anda pernah mendengar kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari, entah itu dilingkup rumah, desa atau pun tongkrongan. Sebutan tarkam sendiri merupakan istilah yang merujuk pada sebuah kegiatan kompetisi olah raga yang biasa diselenggarakan dalam lingkup daerah tingkat Kecamatan hingga tingkat RT.

Kompetisi yang menjad agenda tetap ini umumnya kerap diselenggarakan pada hari-hari besar nasional, teristimewa dalam menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. ‘Ritual tahunan’ ini digelar sebagai bagian dari partisipasi dari masyarakat untuk menyemarakan perayaan hari kemerdekaan. Walaupun tidak menutup kemungkinan jika tarkam juga digelar pada event-event tertentu.

Tarkam sebagai kompetisi sepak bola tahunan menjadi ‘pesta’ olahraga yang selalu dinanti. Maklum saja ditengah keras nya kehidupan dan keterbatasan warga di pelosok negeri untuk mengakses tempat dan atau acara hiburan, maka tarkam menjelma menjadi wahana rekreasi dan hiburan keluarga ‘wong cilik’.

Para peserta turnamen sepak bola antar kampung biasanya terdiri dari perwakilan tiap-tiap daerah yang berada dalam satu teritori dimana tarkam diselenggarakan. Karena penyelenggaraannya yang bersifat tahunan, pasti tidak ada daerah yang tidak ikut berpartisipasi. Setiap daerah, entah itu dalam lingkup RT, RW, atau desa sebisa mungkin mengirimkan perwakilan buat mengikuti kegiatan kompetitif ini.

Ilustrasi gelaran sepak bola antara kampung.

Selain sebagai ajang merayakan hari ulang tahun Republik Indonesia, pelaksanaan tarkam bergeser menjadi ajang unjuk kebolehan antarandaerah yang satu dengan daerah lainnya. Dimana para penggiat sepak bola tingkat kampung tersebut saling bertanding dan saling mengalahkan tim/klub dari daerah lain agar mampu menjadi yang terbaik di suatu kawasan.

Baca Juga:  Pembinaan Sepakbola Usia Dini; PSSI Dimana?

Sebagai perhelatan yang cukup populer, penyelenggaraan tarkam sendiri tidak hanya menjadi ciri khas daerah tertentu, melainkan hampir disetiap daerah di Indonesia pasti kerap menyelenggarakan acara tarkam.

Penyelenggaraan tarkam yang paling menyedot perhatian tentu saja cabang olahraga sepak bola. Meskipun banyak olah raga lain yang pertandingkan, namun tak bisa dipungkiri jika sepak bola adalah primadonanya.

Sepak bola tarkam tidak kalah menghibur jika dibandingkan dengan liga-liga top eropa maupun Liga Indonesia. Setiap kali pertandingan tarkam digelar dapat dipastikan akan ada ratusan pasang mata yang menyaksikan.

Menurut penulis, ada banyak hal yang membuat tarkam tetap memiliki daya tarik tersendiri bagi para penikmat aksi mengolah si kulit bundar itu. Salah satu hal yang membuat tarkam tak pernah padam adalah faktor biaya. Bagi orang-orang yang sering datang untuk menyaksikan pertandingan sepak bola secara langsung di stadion, minimal harus mengeluarkan uang untuk membeli tiket dengan harga minimal tiga puluh ribu rupiah.

Sedangkan, untuk menonton laga sepak bola tarkam hanya dengan bermodal uang tidak lebih dari sepuluh ribu atau bahkan gratis, mereka telah mampu menikmati operan-operan cantik dan tackle-tackle keras yang diperagakan oleh para pemain di lapangan hijau. Perbedaan biayanya cukup mencolok padahal pertandingan yang dilihat tetap lah sama yaitu sepak bola.

Walaupun biaya menonton terbilang murah bukan berarti pertandingan yang disuguhkan pun murahan atau tidak menarik untuk dipandang. Hanya bermodal uang tidak lebih dari sepuluh ribu kadang kita sudah dapat melihat dengan dekat aksi pemain-pemain top Liga Indonesia.

Bukan sebuah rahasia umum jika banyak pemain-pemain top kasta tertinggi sepak bola di tanah air yang bersedia membela tim-tim tarkam. Salah satu contoh yang masih segar dalam ingatan, misalnya mantan kapten tim nasional Indonesia U-19 Evan Dimas yang ikut bermain membela tim di daerah asalnya.

Baca Juga:  Anekdot PSSI

Kehadiran sosok pesepakbola seperti Evan Dimas membuat pertandingan menjadi lebih menarik dan menjadi daya tarik bagi warga setempat hadir di pinggir lapangan.

Selain karena hiburan murah nan menarik, hal yang membuat animo penonton membludak adalah adanya sebuah gengsi kedaerahan. Tidak hanya di pertandingan-pertandingan liga, tarkam juga memiliki gengsi kedaerahan.

Gengsi itu muncul disebabkan mengentalnya identitas keadaerahan, sehingga menjadi daya tarik bagi masing-masing pendukung tim tarkam. Terlebih lagi jika berlangsung partai derby, aura persaingan akan menyelimuti segenap pemain, ofisial dan para suporter. Namun, kesamaan ‘identitas’ tersebut terkadang menimbulkan ekses negatif, berupa ‘gesekan’ yang menyulut keributan antar pendukung bahkan antara wilayah.

Tarkam memang sepak bola non professional, akan tetapi kenikmatan menyaksikannya tidak kalah dengan pertandingan yang disuguhkan liga-liga profesional. Oleh karena itu penulis meyakini bahwa kegiatan sepak bola seperti tarkam mampu memberikan hiburan alternatif dalam situasi yang menuntut warga beradaptasi dengan kebiasaan baru.

Fiki Priyatna
Ofisial Barito FC Pasir Bunut

Tampilkan Lainnya

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button