
anakbola.net – Mengawali kiprahnya dengan melatih sepuluh siswa U-11 dan U-12, PETA Academy (PA) belum genap berusia satu tahun ini perlahan-lahan mulai berkembang. Kendati hanya berbekal fasilitas lapangan standar dan peralatan seadanya, akademi sepak bola yang lahir 18 Januari 2020 lalu saat ini telah memiliki 35 siswa yang terdiri dari 17 orang untuk kategori U-12 dan 18 siswa lainnya pada kelompok usia U-11.
Abdul Majid, Direktur Akademi sekaligus pendiri PETA Academy mengatakan jika pencapaian tersebut ditopang dengan kurikulum latihan dan pelatih yang mengantongi sertifikat kepelatihan. Seiring perjalanan waktu PA yang terus melengkapi sarana dan prasarana latihan yang memadai, didorong untuk menjadi salah satu barometer pembinaan sepak bola usia muda di kabupaten Sumbawa Barat, dan tentunya di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Bersama para inisiator yang membidani kelahiran PETA, yakni Sudirman dan Bustanudin, menurut Majid salah satu tujuan berdirinya akademi tersebut ialah untuk membangun lingkungan Tanakakan, kelurahan Menala, kabupaten Sumbawa Barat menjadi “Kampung Bola’.
Melalui keberadaan Kampung Bola selain dalam rangka melahirkan pemain-pemain sepak bola profesional, tentu dapat pula menuai pemasukan buat kesejahteraan masyarakat setempat lewat sport tourism.

Dengan komposisi pelatih yang terdiri dari Yoansika Christoforus, I Ketut Sudi Artawan, Pendi Ade Pratama, Satriyo Budi Nugroho para siswa akademi dibentuk menjadi pemain yang memiliki kualitas teknik sepak bola yang mumpuni melalui program latihan yang inovatif, terukur dan terarah.
Di sini tak hanya skill yang diasah, anak-anak juga dididik untuk mempunyai kedisiplinan dan mental yang kuat sebagai pesepakbola. Oleh karena itu pengelola PETA berupaya untuk menanamkan nilai-nilai, seperti kejujuran, tanggungjawab, disiplin, kerjasam, kepedulian dan keadilan. Aspek intelektualitas juga tak luput dari fokus pembinaan terhadap siswa-siswa PA, diantaranya dengan memberi tambahan materi pelajaran bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pihak pengelola juga senantiasa mengembangkan kualitas, mental dan pengetahuan setiap pelatih yang berorientasi kepada Youth Development Programs. Termasuk menciptakan manajemen pengelolaan sepakbola usia muda yang profesional.
Demi menambah menit bermain, PA telah memprogramkan siswa-siswanya untuk mengikuti pertandingan kompetitif. Namun pandemi virus Corona yang melanda wilayah mereka menjadi kendala mengarungi sejumlah turnamen.
