Serba Serbi

Menciptakan Suasana Pertemuan Waliatlet yang Nyaman

anakbola.net – Salah satu masalah yang sering kita jumpai di masyarakat dalam berorganisasi, adalah kekurangminatan dalam menghadiri pertemuan rutin. Hal serupa juga terjadi pada lingkup SSB (Sekolah Sepakbola). Dari sekian banyak wali murid atau wali atlet dalam satu SSB, yang aktif dalam pertemuan jamaknya tidak lebih dari setengah, dan dari jumlah yang hadir tersebut lebih banyak diam atau pasif.

Sudah barang tentu keadaan yang demikian tidak ideal bagi pengembangan organisasi. Dimana organisasi amat membutuhkan masukan, kritikan, ide, evaluasi, pengawasan dan sebagainya atas pelaksanaan kegiatan organisasi.

GS. Nugroho, Pegiat Edukasi Sepak Bola.

Menurut GS. Nugroho, pegiat edukasi sepak bola dan penulis buku “ Pengasuhan Bersepakbola (Football Parenting), keberadaan dua kepala lebih baik daripada satu kepala. Bahwa sehebat-hebatnya ide atau gagasan dari satu orang, pada satu titik, gagasan itu tetap membutuhkan pengawasan dan evaluasi dari pihak lain (orang lain). Mengapa demikian?

Dengan satu orang hanya bisa melihat dari satu sisi. Begitupula pendapat dari dua orang pelatih, akan tetap cenderung melihat dari satu sisi pula. Yaitu sisi pelatih, meskipun mereka juga adalah orangtua yang memiliki anak seorang atlet. Sementara SSB juga memerlukan pandangan dari sisi lain, sisi wali murid/wali atlet.

Tentunya, semakin banyak diskusi dari beberapa pihak, dari berbagai sudut pandang, akan memberikan nilai lebih dari pengurus SSB dalam merencanakan, membuat dan melaksanakan program kerja organisasi. Maka pertemuan wali murid/wali atlet
yang partisipatif merupakan wahana untuk mewujudkan hal tersebut.

Suasana pertemuaan (meeting) yang nyaman, santai dan rapih akan membuat kedua belah pihak (wali atlet/wali murid dan pengurus SSB) menjadi lebih efektif. Berikut beberapa tips yang ditawarkan oleh GS. Nugroho dalam menciptakan suasana pertemuan yang nyaman, sehingga lebih banyak orang tua siswa/atlet yang hadir.

Berikut beberapa tips mengatur supaya pertemuan dengan orangtua dapat dihadiri lebih banyak peserta dan berjalan dengan efektif serta tentunya bermakna.

1. Waktu

Tidak ada manusia yang dapat memastikan pasti menghadiri undangan pertemuan atau kegiatan apapun, dan berharap semua pasti hadir adalah sesuatu yang cenderung mustahil dan jarang terjadi. Kita hanya bisa menentukan waktu yang terbaik, dan sekiranya paling mendekati ideal dalam menjaring kemungkinan yang lebih besar bagi kedatangan peserta yang diundang.

  • Sampaikan informasi undangan acara pertemuan setidaknya 3 hari sebelum acara, namun 7 hari sebelumnya mungkin lebih ideal. Hal ini dimaksudkan undangan tidak terlalu mendesak dan waliatlet / orangtua dapat mengatur dan menyesuaikan dengan jadwal kegiatan pribadi atau kegiatan sosial lainnya.
  • Carilah informasi pekerjaan sebagian besar waliatlet. Mungkin pada tanggal tertentu setiap bulannya, mereka sibuk dengan pekerjaan. Jika ditemukan hal seperti itu, carilah tanggal yang netral bagi mereka. Dengan diakomodirnya kepentingan mereka, kemungkinan untuk bisa hadir di pertemuan lebih besar.
  • Hindari mengadakan pertemuan disekitar pukul 16.00. Hal ini untuk mengantisipasi acara sedikit molor, dan belum selesai pembicaraan sudah telanjur masuk sholat magrib, sehingga acara harus selesai. Begitupun jika menggelar pertemuan pada pukul 18.00. Untuk umat muslim, akan terjeda sholat Isya pada sekitar pukul 19.00. Kita harus menghormati umat islam yang menjalankan sholat wajib berjamaah. Akan lebih repot bagi pengurus SSB dalam menyiapkan tempat dan sebagainya dalam mengatasi hal ini. Disarankan, adakan pada waktu pagi 09.30 – 11.30 , siang 12.30 – 15.00 atau malam 19.00 – 21.00.
Baca Juga:  Manfaatkan Lahan Sempit, 3 Siswa SSB Latihan Bersama

2. Lokasi

Lokasi juga mempengaruhi bagi undangan dalam memutuskan kehadiranya pada suatu acara. Pengurus SSB seyogyanya juga mempertimbangkan pemilihan tempat pertemuan, supaya dapat dihadiri sebanyak mungkin walimurid/waliatlet.

  • Jika sebuah SSB diikuti oleh anak-anak dalam lingkup 1 desa, mungkin tidak terlalu menjadi masalah tentang jarak lokasi pertemuan. Jarak akan menjadi masalah jika SSB mempunyai siswa yang berasal dari lintas desa atau kelurahan. Tidak semua orangtua mempunyai kendaraan pribadi, atau rumahnya agak jauh dari jalur transportasi umum dan susah dalam mencari ojek online. Pengurus SSB diharapkan mencari solusi tempat pertemuan yang berada di tengah-tengah, sehingga jarak tempuh para waliatlet dari sisi manapun akan lebih “adil”.
  • Tempat pertemuan tidak harus di rumah Ketua SSB atau pengurus SSB. Acara pertemuan ini bersifat santai, sehingga sekiranya dapat lebih fleksibel dalam menentukan lokasi. Bisa di rumah pengurus dan bisa di rumah salah satu waliatlet, yang kemudian digilir jika memang memungkinkan. Namun jika berpatokan pada efektifitas jarak, maka mungkin setidaknya perlu membuat dua pilihan lokasi. Selain itu, bisa juga meminjam tempat di fasilitas umum, misalnya pendopo desa, ruang aula sekolah dan sebagainya yang sekiranya bisa dipinjam secara cuma-cuma jika memungkinkan.

3. Tema

Semua undangan selalu mempunyai “tema” atau “misi” dalam mengundang peserta. Pengurus SSB tentunya tidak hanya mengajak berkumpul para orangtua / wali atlet saat membutuhkan dana atau biaya untuk berujicoba, mengikuti undangan turnamen atau pembelian kaos tim. Banyak hal positif yang bisa didapat dari pertemuan rutin bersama orangtua atlet.

  • Berikan “meeting point” pada setiap acara. Bisa anda tuliskan pada undangan, atau tidak harus dituliskan supaya para undangan penasaran. Pengurus dapat mengawali dalam 2-3 pertemuan dengan memberikan “materi” seputar pembinaan atlet, pengasuhan anak (parenting) secara umum, kesehatan atlet dan sebagainya sekitar 10 – 15 menit. Dapat berupa artikel yang di fotocopy dan dibagikan, atau lebih baik lagi disertai dengan tampilan slide proyektor. Setelah penyampaian materi, bisa dilanjutkan dengan diskusi ringan. Ke depan, jika acara sudah semakin cair, yang membawakan materi bisa diberikan kepada orangtua secara bergilir dengan tema bebas sesuai keinginan mereka dalam memilih bahan. Dengan adanya penyampaian materi, yang hadir akan mendapatkan wawasan dan juga membuat acara semakin hidup dengan adanya bahan obrolan.
  • Pada suatu ketika, boleh kiranya tidak diberikan materi khusus,namun tetap disampaikan pengumuman tentang progres atau evaluasi kegiatan SSB dalam 1 bulan. Selain itu, acara dapat digabungkan misalnya dengan acara tumpengan sederhana salah satu pengurus yang sedang ulangtahun ataupun salah satu wali atlet. Hal ini dapat mengakrabkan persaudaraan bagi semua pihak.
  • Sering juga dijumpai, pada pertemuan rutin apapun, acara disisipi dengan arisan. Menambahkan acara arisan dalam pertemuan rutin sah saja kiranya, namun perlu dipertimbangkan dengan baik. Jika arisan disetujui, perlu ditekankan komitmen akan kedisiplinan dalam membayar uang arisan. Selain itu, kiranya lebih baik jika peserta arisan tidak diwajibkan, sukarela saja siapa yang mau. Hal ini semua perlu dipertimbangkan, jangan karena masalah uang kemudian dapat mengganggu hubungan antar pribadi.
Baca Juga:  Kompetisi Distop Karena Virus Corona, Seorang Wasit Lakukan Ini

4. Sajian

Pada setiap acara kebersamaan, menu sajian tidaklah yang utama, namun dapat mendukung terciptanya “rasa” dan makna dari pertemuan. Meskipun pertemuan dilaksanakan di rumah, menu makanan bebas disajikan sesuai dengan kemampuan keuangan SSB. Sajian tidak wajib selalu ada makan besar, sesuaikan dengan situasi dan kondisi. Acara yang diadakan pukul 15.30-17.00 misalnya, kurang cocok jika disajikan makanan besar.

Patut dicoba juga sesekali dengan ala bule yang dinamakan “potluck” atau kira-kira kita sebut dengan saweran. Cara ini mewajibkan setiap undangan yang hadir untuk membawa makanan apapun, lalu disajikan dan dimakan bersama. Jika ada peserta yang membawa jenis cemilan yang sama, tidak menjadi masalah, yang penting bukan jenis makanannya melainkan keiklasan bersama dalam mendukung terlaksananya pertemuan tersebut.

5. Gangguan

Gangguan pada suatu acara dapat terjadi tanpa kita prediksi, hal ini pastinya dapat mempengaruhi kenyamanan dan efektifitas acara. Hal yang tidak terduga tersebut kadang tidak ada solusinya, dan akhirnya membuat acara harus ditutup lebih cepat. Namun, kita dapat meminimalisir gangguan, dengan mengkondisikan sedari awal potensi yang bisa merusak suasana pertemuan.

a. Anak-anak
Kadang ada orangtua yang mengajak anak nya ikut dalam pertemuan karena berbagai alasan. Hal yang akan terjadi jika mengajak anak-anak tentunya adalah kehilangan fokus. Mengajak anak balita membutuhkan pengawasan dari orangtua. Anak yang sudah bisa berjalan, sedang pada masanya bergerak dan bersuara aktif. Ini tentunya akan mengganggu konsentrasi dari si orangtua dan hadirin lainnya.

Belum lagi jika yang mengajak anak lebih dari satu orang. Selain itu ada hal negatif yang bisa ditimbulkan jika kita mengajak anak yang sudah dapat menangkap pembicaraan orang dewasa, apalagi jika mengajak anak yang sudah bersekolah di sekolah dasar.

Baca Juga:  SSB Garuda Lahir Untuk Memajukan Kualitas Anak di Bumi Sriwijaya

Pertemuan para orang dewasa, kata tercetus gurauan atau istilah yang “tabu” untuk didengar oleh anak-anak. Anak-anak bisa salah paham dalam menangkap makna gurauan tersebut, dan dapat dicontoh atau diserap saat berkomunikasi dengan teman sebaya. Sebisa mungkin bekerjasama dengan pasangan untuk menjaga si buah hati dan bergantian hadir ke acara pertemuan.

b. Kebisingan
Pastikan lokasi pertemuan tidak terlalu bising, supaya pembicaraan atau diskusi dapat dengan jelas diterima oleh semua yang hadir. Hindari pertemuan dekat dengan bengkel motor, usaha mebel, penggergajian kayu, penggilingan padi dan semacamnya. Jika lokasi pertemuan berdampingan dengan tetangga yang gemar menikmati musik dengan suara yang lumayan keras, ada baiknya datang dan mohon ijin khusus untuk pertemuan itu.

c. Bebauan
Bau yang kurang sedap juga dapat mengganggu konsentrasi jalannya acara. Sebelum acara dilaksanakan, tuan rumah harus memastikan tumpukan sampah di tong atau tempat pembuangan sampah telah kosong atau air got di sekitar rumah tidak tergenang. Perlu juga dipertimbangkan lokasi pertemuan jauh dari kandang hewan, TPA atau lokasi box pembuangan sampah sementara, dan UKM yang menghasilkan limbah bau atau asap dari proses pengerjaannya.

6. Tamu Spesial

Tamu spesial yang sekali waktu dihadirkan sebagai narasumber untuk membawakan materi akan memberikan nilai makna lebih bagi hadirin. Misalnya , dengan mengundang petugas kesehatan dari puskesmas terdekat untuk sedikit mengulas tentang pemenuhan gizi atlet muda.

Tamu khusus juga dapat diundang saat SSB mempunyai masalah, misalnya saat ingin memperbaiki fasilitas lapangan, kiranya dapat dihadirkan Sekretaris Desa atau bahkan Kepala Desa untuk diajak berdiskusi langsung mendengarkan harapan para orangtua. Dihadirkannya para tamu spesial ini, secara umum dapat menaikkan kepercayaan dan harapan orangtua terhadap pengurus SSB. Mereka secara perlahan akan melihat keseriusan pengurus dalam mengelola organisasi SSB menjadi semakin lebih baik.

Demikian ide dan masukan yang bisa digali dalam rangka merencanakan pertemuan pengurus dan wali murid/wali atlet SSB. Tentunya setiap SSB mempunyai masalah yang berbeda, dan ide yang disampaikan di atas tidak dapat dipraktekkan dengan semudah yang dikira. Namun setidaknya para pengurus mendapat gambaran untuk menyesuaikan dan mencari solusi yang kreatif akan masalah yang ada.

Semoga sedikit wawasan ini dapat menjadikan pertemuan lebih banyak peserta yang hadir, lebih bermakna dan mempererat silaturahmi antara pengurus SSB dan orangtua dalam mendukung kegiatan olahraga anak-anak kita. Salam edukasi sepakbola. (MM)

 

Tampilkan Lainnya

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button