Berita
Trending

Zayyan Rifa’at, Fullback Kalem Yang Aktif Bantu Serangan

anakbola.net Pelita Jaya Soccer School dikenal sebagai sekolah sepak bola (SSB) yang dihuni banyak anak-anak berbakat. Sejak kiprahnya meramaikan pembinaan pemain sepak bola usia dini di tanah air beberapa tahun lalu, the young guns julukan SSB ini telah melahirkan cukup banyak pesepakbola handal. Bahkan karena talenta yang dimilikinya, para alumni Pelita Jaya Soccer School (Pelita Jaya SS) tersebut menjadi pilar di klub liga nasional ataupun timnas.

Keunggulan seperti itu terdapat juga kategori kelompok umur U-12. Satu diantara potensi pemain belia berbakat pada kelompok ini, ialah Zayyan Rifa’at. Bermain sebagai fullback Zayyan begitu dirinya disapa menjadi pilar penting pada lini pertahanan Pelita Jaya SS.

Pemain kelahiran Jakarta, 9 Januari 2008 itu, memiliki ketenangan dalam mengantisipasi serangan lawan. Penampilannya yang dingin saat berlaga di dalam lapangan, kerap membuat lawan frustasi olehnya.

Berlatih sepak bola sejak usia 8 tahun, dalam perjalanannya bersama Pelita Jaya SS Zayyan merupakan pemaian kaya pengalaman. Fullback kalem yang sering bermain untuk kategori usia kelahiran 2007 ini pun hampir selalu disertakan dalam berbagai kompetisi sepak bola junior. Sebut saja diantaranya, memperkuat timnya dalam turnamen Asiana Soccer School, Indonesia Junior Soccer League (IJSL) U-10, Indonesia Junior League (IJL) U-11, playoff Liga TopSkor, piala Askot PSSI, liga Askot dan masih banyak turnamen lainnya.

Pelbagau  prestasi yang pernah diraih, diantaranya membawa Pelita Jaya SS sebagai juara 1 di turnamen Nasional di Stadion Benteng Tangerang. Kemudian sempat pula menghantarkan timnya menjadi runner-up turnamen di stadion Singaperbangsa Karawang, dan runner up di Precious Cup dan turnamen-turnamen usia dini lainnya.

Zayyan menggenggam trofi kemenangan.

Tak hanya tampil bersama Pelita Jaya SS, Zayyan juga merupakan siswa yang langganan membela sekolahnya dalam turnamen antar sekolah. Seringkali dengan senyum sumringah ia pulang membawa piala dari turnamen yang diikutinya.

Baca Juga:  Badan Liga Askot PSSI Surabaya Galang Donasi Untuk Pelatih SSB Lewat Penjualan T-Shirt

Dengan sering mengikuti beragam kompetisi seperti itu, membuat dirinya terbiasa dalam menghadapi tekanan lawan. Zayyan juga terbiasa bermain dalam berbagai posisi demi mendukung strategi yang diterapkan pelatih. Selain sebagai full back kiri, dalam beberapa kesempatan ia di pasang sebagai wing.

Ada kejadian menarik tatkala terjadi keadaan darurat, dimana kiper utama sedang sakit pelatih mempercayakannya menjadi kiper.

Zayyan juga dikenal sebagai fullback yang memiliki naluri menyerang. Pemain yang mengidolakan Liverpool FC tak sungkan melakukan penetrasi guna membantu serangan timnya. Dan ketika memasuki zona bertahan lawan ia akan mengirim umpan silang (crossing) dan datar yang menjadi makanan empuk buat koleganya yang berposisi sebagai striker.

Dalam perbincangan dengan anakbola.net Mahmudin Muslim, ayah Zayyan menceritakan keputusan anak keduanya itu untuk menekuni sepak bola.

“Zayyan awalnya tidak ada minat sama sekali pada sepakbola. Dia lebih suka melukis atau membuat animasi. Sepertinya hobi itu di turunkan dari kakeknya,” tutur Mahmuddin.

“Selain melukis dia pun suka dengan memanah. Ya, pokonya jauh dari pada namanya sepakbola,” sambungnya.

Mahmuddin menduga perubahan itu datang karena Zayyan sering mengikuti sang Ayah yang masih menyempatkan diri bermain futsal dan sepak bola.

“Suatu saat, sepulang kami sekeluarga dari liburan tiba tiba saja di rumah zayyan minta ikut main atau masuk ke SSB. Lalu saya tanya keseriusannya. Pada akhirnya kami cari-cari sekolah sepak bola yang dekat dari rumah,” ungkap Mahmuddin.

Zayyan (kiri) berduel memperebutkan bola. (Foto: https://indonesiajuniorleague.com/)

Memang buah jatuh tak jauh dari pohonnya begitu pepatah lama mengatakan. Pada diri Zayyan Rifa’at, mengalir ‘darah’ sepak bola dari sang ayah. Ditambah lagi kemauannya untuk belajar sepak bola pun muncul dari hatinya sendiri, bukan kehendak dari orang tua. Tak ayal, anak kedua dari tiga bersaudara ini rutin melakukan latihan tambahan sendiri di rumah.

Baca Juga:  Clean Sheet! Paroman FC Gondol Gelar Campione

Ikatan yang erat antara dirinya dan bola membuat pemain berkaki kanan ini selalu menuruti instruksi pelatih, walaupun harus bermain di area kiri, yang bukan kaki terkuatnya. Sosok pemain penurut ini pun senantiasa menjalani arahan pelatih dengan penuh tanggungjawab.

Dengan usianya yang masih belia, Zayyan bukanlah pemain yang tak memiliki kekurangan. Perlu motivasi baginya untuk memperkuat penginderaan dalam membaca arah bola atas. Sehingga dengan kemampuan yang demikian, membuatnya dapat mengantisipasi datangnya bola dengan lebih baik.

Semoga apa yang Zayyan lakukan dalam menimba dan mengarungi ilmu sepak bola, bakal menjadi bekal positif di saat dewasa. Terutama dalam menjunjung tinggi kejujuran dan budi pekerti sebagaimana nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah sepak bola. (WW)

Tampilkan Lainnya

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button