Berita

Mahmuddin: ‘Jauh Panggang dari Api,’ Solusi PSSI Hentikan Liga 2 dan Liga 3

AnakBola – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah mengumumkan penghentian Liga 2 dan Liga 3 musim kompetisi 2022/2023, Kamis (12/1) lalu. Menanggapi keputusan yang diambil PSSI pasca menggelar Rapat Komite Eksekutif (Exco) pada hari yang sama tersebut, Pimpinan Umum AnakBola, Mahmuddin Muslim mengatakan laksana ‘jauh panggang dari api‘.

Menurut pria yang aktif dalam pembinaan sepak bola usia dini ini, Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 silam terjadi dalam pertandingan resmi Liga 1 Indonesia. Namun PSSI justru memilih untuk tidak melanjutkan kembali Liga 2 dan Liga 3 yang tidak ada sangkut paut dalam peristiwa berdarah tersebut.

“Ini aneh, PSSI kok malah menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3 yang tengah berjalan. Padahal mereka bukan para pihak yang terlibat dalam Tragedi Kanjuruhan,” singgung Mahmuddin.

Lebih lanjut Mahmuddin juga menyoroti pengusutan yang belum tuntas terhadap pelaku yang bertanggung jawab dalam kejadian itu. Begitupula dengan para korban, termasuk keluarga yang sampai saat ini belum mendapatkan kepastian akan kebenaran dan keadilan.

Alih-alih memprioritaskan pengungkapan dan penyelesaian atas kasus ini bersama aparat penegak hukum, PSSI mengambil jalan pintas dengan menyetop Liga 2 dan Liga 3. Semestinya dengan tuntasnya kasus dimaksud maka para pihak yang menjadi korban dan menderita kerugian bisa memperoleh keadilan.

Selain itu, dengan terhimpunya fakta yang sahih bisa menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan pengelolaan liga dimasa mendatang. Namun sebaliknya, solusi dari PSSI tidak mencerminkan apa yang menjadi kehendak dari stake holder sepak bola maupun publik pecinta sepak bola di tanah air. Ibarat peribahasa, ‘lain sakit lain diobat, lain luka lain pula dibebat‘.

Mahmuddin menilai bahwa penghentian Liga 2 dan Liga 3 tentu saja memberikan dampak yang sangat signifikan bagi managemen klub peserta Liga 2 dan 3. Suatu keniscayaan, dimana kerugian finansial akan melanda klub-klub tersebut.

Baca Juga:  Shin Tae-yong Berharap Bersama Timnas Sampai Piala Dunia U-20 2021
Mahmuddin Muslim, Pemimpin Umum anakbola.net.

Dengan jadwal kompetisi yang sedang berjalan, banyak klub sudah melakukan kesepakatan bisnis dengan pihak ketiga dalam mengarungi kompetisi. Kemudian, pihak sponsor yang telah mengucurkan dana kepada klub otomatis turut mengalami kerugian lantaran tidak bisa melayangkan tuntutan kepada klub.

Belum lagi dengan nasib para pemain yang mesti menerima kenyataan pahit akan diputus kontraknya. Sehingga sumber pemasukan buat pribadi dan keluarga mereka bakal hilang. Lantas sebagai pemain, harapan mereka untuk bisa bermain di level yang lebih tinggi (promosi) pun pupus.

PSSI hendaknya mempertimbangkan jikalau suatu kompetisi, seperti Liga 1 kemudian berlangsung tanpa ada promosi dan degradasi. Maka hal itu telah menghilangkan esensi dari sebuah kompetisi.

Mahmuddin mengatakan dalam menjalani kompetisi tentu memerlukan pengelolaan sumber daya yang baik dari peserta kompetisi. Mulai dari pemain, finansial, hingga support system maupun aspek lainnya. Oleh karena itu rasanya aneh namun sudah menjadi nyata, tatkala kompetisi Liga 1 yang dilakoni dalam kurun waktu satu tahun, hanya menghasilkan juara tanpa ada promosi dan degradasi. Seolah-olah kompetisi seperti “arisan” klub-klub profesional saja.

“Bilamana kompetisi yang digelar masih amburadul, jangan pernah berharap kita punya Timnas yang baik dan memiliki daya saing,” kritik Mahmuddin.

“Menurut saya, PSSI perlu mengevaluasi diri secara menyeluruh. Baik dari regulasi, keanggotaan (voter), manajerial, pembinaan setiap usia, pengelolaan liga dan good will dari orang-orang yang terlibat dalam semua proses tersebut,” imbuhnya. (BSD)

Tampilkan Lainnya

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button