anakbola.net – Sepak bola bagi pemain sepak bola yang satu ini bukanlah sesuatu hal yang asing. Pasalnya pemuda kelahiran 2005 tersebut, mengenal sepakbola sejak usia balita. Berawal dari sering bermain di depan rumah dan jalanan komplek tempat orang tuanya berdomisili, bakat bermain bolanya mulai kelihatan. Dzaky Muhammad Fawwaz, demikian nama lengkap pesepakbola muda ini.
Biasa di sapa Zack oleh teman-temannya, Dzaky bergabung dengan Sekolah Sepak Bola (SSB) Astam. Latihan dan teknik sepak bola yang diberikan oleh pelatih-pelatihnya di Astam membentuk karakter dan teknik bermain sepak bola yang baik pada Dzaky.
Pelbagai liga dan turnamen semua kategori usia telah diikuti oleh Dzaky. Mulai dari liga usia 8 tahun sampai liga usia 13 tahun. Demikian juga turnamen-turnamen sepak bola usia dini juga telah banyak diikuti oleh Dzaky. Tak tanggung-tanggung bukan hanya turnamen yang digelar di sekitar Tangerang Selatan, dimana SSB Astam berdomisili, maupun dalam lingkup wilayah Jabodetabek, Dzaky bahkan berlaga hingga mancanegara.
Beberapa gelar juara pernah dibawa pulang olehnya, sebut saja di antaranya runner-up pada turnamen Swasco Walikota di Bandung, runner-up IJSL, juara 1 Piala Adidas, juara 1 Piala Kemerdekaan. Tak hanya menjuarai kompetisi di seputaran Jabodetabek, Zack dan timnya juga berhasil membawa pulang piala Askot PSSI Denpasar sebagai juara 1, juara 3 Bali Youth Championship, runner-up Singa Cup di Singapura dan masih banyak koleksi trofi yang berhasil dia gondol bersama timnya.
Sejak 2017, Dzaky di dapuk pelatihnya sebagai kapten Astam 2005, ketika mengarungi liga Danone (Aqua Danone Nations Cup 2017). Kepercayaan itu dibayar tuntas dengan keberhasilan Dzaky menghantarkan SSB Astam menjadi runner-up pada event tersebut. Sejak itu, ban kapten tak pernah lepas dari lengannya.
Pemain yang mempunyai kekuatan di kaki kanan ini, berposisi sebagai center back. Namun, tak jarang Dzaky juga kadang mengisi posisi midfilder pada line up. Kemampuan penguasaan bola yang sangat baik, menjadikan Dzaky sebagai pemain kunci dalam skema permainan, baik dalam menyerang maupun bertahan.
Step yang kokoh, akurasi yang baik serta kemampuan membaca permainan, menjadikan Dzaky sebagai pemain center back, tetapi lebih berperan sebagai box to box midfilder. Dengan kemampuan tackling dan menahan bola sangat baik yang dimiliki Dzaky, tak heran ketika menerima serangan, barisan belakang merasa nyaman dalam koordinasinya.
Intersep (perebutan penguasaan bola) dan berani berduel menjadi kelebihan lain dari sang kapten. Postur dan tinggi badan serta agility yang baik, memudahkan sang kapten memenangkan duel-duel bola atas maupun memutus crossing-crossing dari lawan.
Area setengah lapangan dan daerah pertahanan kerap dikuasai penuh olehnya, tak heran dalam beberapa pertandingan, dalam line up Dzaky menempati posisi full back kanan. Pelbagai posisi yang dipercayakan pelatih kepadanya, tak membuat sang kapten canggung menjalani peran tersebut. Bermain penuh konsentrasi, fokus, percaya pada strategi pelatih dan kemampuan teman menjadi kelebihan dan modal Dzaky dalam melakoni pertandingan sekaligus mengatur ritme permainan.
Maka tak mengherankan, karena konsistensi berlatih dan kemampuan menguasai permainan, Dzaky terpilih masuk dalam skuat Sister Dity DKI Jakarta, yang melakoni pertandingan di China dan Jepang pada tahun 2019 lalu. Tak hanya itu, ia juga sukses membawa pulang trofi juara ke tanah air kala terpilih memperkuat skuat Indonesia Junior League (IJL) yang bertanding di Kinabalu, Malaysia.
Demikian juga ketika menjalani liga Top Skor baik divisi satu maupun divisi utama, sang kapten berhasil beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai player of the match.
Saat ini, Dzaky menjalani latihan mandiri karena wabah covid-19, berlatih sendiri di rumah secara disiplin dan konsisten. Tak jarang, dia juga berlatih dengan teman-teman sesama anak SSB lain di rumah, tentu dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Sebelum wabah Covid-19 melanda Indonesia, sang kapten sedang menjalani seleksi untuk Tira Persikabo U-16 yang akan berlaga dalam liga Elite Pro Academy U-16.
Walau penuh talenta dan prestasi, Dzaky adalah seorang anak yang pemalu, bicara seperlunya, bahkan menjauh dari hingar bingar publikasi. Sudah sepatutnya ia perlu dimotivasi agar lebih luwes dalam publikasi. Mengingat sepak bola di era modern, publikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sepak bola itu sendiri. Teruslah ayun kakimu agar namamu turut menembus Tim Nasional. (MM)