Berita

Iwan Bule Paparkan Kebijakan PSSI Hadapi Pandemi COVID-19 Saat RDPU Dengan DPR

anakbola.net – Menghadapi pandemi COVID-19, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) telah melakukan berbagai langkah sesuai standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Surat Protokol Kewaspadaan Pencegahan Wabah COVID-19 Bagi Kegiatan Keolahragaan yang dikeluarkan Kementerian Pemuda dan Olahraga, 17 Maret lalu.

Hal itu disampaikan Ketua Umum (Ketum) PSSI Mochamad Iriawan dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi X DPR RI yang berlangsung secara virtual melalui aplikasi video conference, Rabu (8/4).
Dalam RDPU yang dipimpin Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa itu diikuti pula Sekjen PBSI Achmad Budhiarto, mantan pebulutangkis sekaligus Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI Susy Susanti, Wakil Ketua Umum PB PABBSI Djoko Pramono serta dua atlet nasional yakni pebulutangkis Kevin Sanjaya dan lifter Eko Yuli Irawan.

Pada kesempatan ini, Iwan Bule, begitu Ketum PSSI ini biasa disapa menyampaikan paparan terkait ‘Kebijakan PSSI Dalam Kondisi Covid-19’. Ia menjelaskan, ‘timeline’ atau rangkaian peristiwa sejak Kick-Off Liga 1, Liga 2, rapat darurat di Stadion Batakan Balikpapan, Extraordinary Meeting PT Liga Indonesia Baru, hingga keluarnya Surat Keputusan Ketua Umum PSSI pada 27 Maret 2020 mengenai penghentian liga dan pelatnas timnas karena situasi kahar/force majeure sesuai status tanggap darurat BNPB.

Ketum PSSI juga menerangkan kondisi lima pelatih timnas asal Korsel, termasuk Gong Oh-Kyun yang sempat menjalani rapid test dengan hasil positif Covid-19 namun berdasarkan tes SWAB terakhir yang bersangkutan sudah dinyatakan negatif.

Terkait persiapan Piala Dunia U-20 2021, Iwan Bule menerangkan sesuai perencanaan semula pada Maret bulan lalu seharusnya FIFA datang ke Indonesia untuk menentukan kepastian 6 kota yang menjadi tuan rumah, akan tetapi hal tersebut harus ditunda.

Baca Juga:  Semifinal ASBWI U-15: Kintap FC Hentikan Perlawanan PSIS dengan Kemenangan

“Kedatangan FIFA juga mengalami penundaan. Namun, kami tetap mengirimkan berkas-berkas kesiapan stadion yang sudah kami kunjungi sebagai calon venue Piala Dunia U-20 2021. Kita juga memaklumi, pada kondisi seperti saat ini, pemerintah pun masih belum bisa melakukan pembangunan, renovasi, maupun rehabilitasi stadion,” ujar Iwan Bule.

Padahal dengan keputusan FIFA itu, diharapkan pemerintah melalui Kementerian PUPR segera membangun stadion dan lapangan latihan yang akan menjadi venue Piala Dunia U-20 2021.

Selanjutnya, menurut Iwan Bule PSSI berencana bekerja sama dengan Dinas Kesehatan di tiap provinsi melalui Kemenkes, untuk melaksanakan rapid test COVID-19. Tujuannya ialah agar para pesepakbola dapat membawa surat bebas COVID-19 dari Dinas Kesehatan setempat.

“PSSI mewajibkan bagi setiap tempat pelaksanaan training camp untuk didisinfektan terlebih dahulu, minimal dua hari sebelum para pemain, pelatih dan ofisial timnas masuk,” ungkap Iwan Bule.

Mantan Kapolda NTB, Jawa Barat dan Metro Jaya ini juga menekankan, dsiplin yang lebih tinggi akan diterapkan PSSI pada para pemain, pelatih dan ofisial, terutama menyangkut masalah makanan dan sanitasi diri.

“Sebelum sesi traning camp dilaksanakan, PSSI akan mengadakan edukasi mengenai pencegahan pandemi COVID-19 kepada para pemain, pelatih dan ofisial,” jelasnya.

PSSI juga akan mengeluarkan imbauan kepada klub untuk melakukan screening kesehatan bagi para pemainnya. Termasuk melakukan disinfektan di kantor klub masing-masing dan memberikan edukasi kepada para pemain, pelatih dan ofisial klub Liga 1, Liga 2 dan Liga 3.

Salah satu pemain PSIS Semarang divaksinasi (https://psis.co.id/)

Sedangkan terhadap karyawan dan lingkungan kerja PSSI, seminggu sebelum tanggal masuk kerja diumumkan, PSSI akan melaksanakan rapid test bagi seluruh karyawan dengan jadwal kedatangan yang diatur oleh dokter timnas.

“Setelah rapid test selesai, PSSI akan melaksanakan disinfektan sekali lagi terhadap lantai 12, 14 dan 15 kantor PSSI sebelum karyawan masuk kerja,” paparnya.

Baca Juga:  32 Tim Ramaikan Persaingan Liga Pendidikan Indonesia Piala Walikota Depok

Pada kesempatan yang sama, anggota Komisi X dari Fraksi Partai Demokrat, Alamsyah Satyanagara alias Yoyok Sukawi mengatakan bahwa saat ini posisi para pemain sepak bola di Indonesia sudah mengalami kesulitan, terlebih karena aktivitas pertandingan sepak bola dihentikan untuk sementara.

“Harus diakui, situasinya sulit untuk merespon usulan tetap menggelar pertandingan tanpa penonton pasca status tanggap darurat akibat pandemi Covid-19 berlalu. Menjalakan pertandingan tanpa penonton akan berdampak kerugian pada PSSI dan klub karena 80 persen pendanaan didapat dari sponsor dan penjualan tiket,” kata Yoyok, yang juga CEO PSIS Semarang.

Yoyok Sukawi, Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI (https://psis.co.id/)

Pria yang juga menjabat salah seorang anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI ini memaparkan, dengan kondisi seperti ini perizinan dari pihak keamanan pasti sulit untuk menggelar pertandingan.

Selain itu, menggelar pertandingan tanpa penonton tetap saja melakukan mobilisasi orang antar tempat. Yoyok mengungkapkan, setiap klub minimal memerlukan 35 orang yang bergerak dengan transportasi darat, laut maupun udara.

“Dalam kondisi ini memang harus dilakukan penghentian keseluruhan olah raga, baik itu dengan penonton maupun tanpa penonton dalam pertandingan,” tegasnya.

Selain Ketua Komisi X Syaiful Huda, para wakil rakyat yang hadir secara virtual dalam RDPU ini antara lain Wakil Ketua Komisi X Hetifah Sjaifudian (Partai Golkar, Kalimantan Selatan), dan para anggota DPR lain seperti Putra Nababan (PDI Perjuangan, Jakarta), My Esty Wijayati (PDI Perjuangan, DIY) Rano Karno (PDI Perjuangan, Banten), Djohar Arifin (Partai Gerindra, Sumatera Utara), Ledia Hanifa (PKS, Jawa Barat), dan Illiza Saadduddin (PPP, Aceh). (BSD)

Tampilkan Lainnya

Artikel Lainnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button